Menyoroti Perjuangan Seorang Ibu dalam Novel Midah Si Manis Bergigi Emas

Senin, 26 Mei 2025 21:56 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Perjuangan Seorang Ibu dalam Novel Midah Si Manis Bergigi Emas Karya Pramoedya Ananta Toer
Iklan

Tulisan ini berisi tentang Perjuangan Seorang Ibu dalam Novel Midah Si Manis Bergigi Emas Karya Pramoedya Ananta Toer

Midah Si Manis Bergigi Emas adalah salah satu karya penting Pramoedya Ananta Toer yang menyoroti perjalanan hidup seorang perempuan bernama Midah. Novel ini bukan hanya potret perjuangan seorang wanita, tetapi juga kisah tentang keteguhan hati seorang ibu dalam menghadapi kerasnya kehidupan dan norma sosial yang mengekang.

Latar Belakang dan Awal Perjuangan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Midah berasal dari keluarga berada yang religius, namun kasih sayang orang tua perlahan memudar setelah kelahiran adik-adiknya. Ia dijodohkan dengan Hadji Terbus, seorang pria yang ternyata sudah beristri banyak dan memperlakukannya dengan semena-mena. Merasa tidak bahagia dan diperlakukan tidak adil, Midah memilih melarikan diri dari rumah suaminya dalam keadaan hamil muda. Ia tidak berani kembali ke rumah orang tuanya karena tekanan dan penolakan, sehingga ia mencari perlindungan pada Riah, mantan pembantunya yang setia dan penuh kasih.

Perjuangan sebagai Ibu Tunggal

Dalam pelarian, Midah menghadapi tantangan berat sebagai ibu tunggal. Ia harus menghidupi dirinya dan janin yang dikandungnya tanpa dukungan keluarga ataupun suami. Midah kemudian bergabung dengan kelompok musik keroncong keliling, mengandalkan suara merdunya untuk mencari nafkah. Di tengah keterbatasan dan kehamilan, ia tetap tampil di berbagai tempat demi mengumpulkan uang untuk persalinan dan kebutuhan hidup.

Setelah melahirkan, Midah mengalami diskriminasi dan penolakan dari kelompok pengamen tersebut. Anak yang baru lahir dianggap beban, dan penolakan lamaran ketua rombongan membuat posisinya semakin terpinggirkan. Namun, Midah tidak menyerah. Ia memilih keluar dari kelompok itu dan berjuang sendiri sebagai penyanyi jalanan di kawasan Jatinegara, tetap membawa anaknya, Rodjali, ke mana pun ia pergi.

Kemandirian dan Keteguhan Hati

Midah digambarkan sebagai sosok perempuan yang tangguh, mandiri, dan tidak mudah menyerah. Ia menolak tunduk pada tekanan sosial dan memilih jalan hidup yang sesuai dengan passion-nya, yaitu musik keroncong—meskipun hal itu bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut keluarganya. Dalam perjalanannya, Midah juga harus menghadapi realitas pahit: menjadi korban eksploitasi laki-laki, hidup dalam kemiskinan, dan menghadapi stigma masyarakat terhadap perempuan yang hidup di luar norma.

Namun, pengalaman pahit itu justru membentuk karakter Midah menjadi ibu yang kuat dan penuh kasih. Ia berjuang keras demi masa depan anaknya, bahkan ketika harus berpisah dengan sang buah hati karena diambil oleh ibunya sendiri. Midah tetap teguh pada pendiriannya untuk mencari kemandirian dan kebahagiaan, meski harus menanggung luka batin sebagai ibu yang terpisah dari anaknya.

Potret Ketidakadilan Gender dan Kritik Sosial

Novel ini juga menyoroti ketidakadilan gender yang dialami perempuan, seperti kekerasan fisik dan psikis, marginalisasi, serta beban ganda sebagai ibu dan pencari nafkah. Midah adalah representasi perempuan yang berani melawan diskriminasi dan berjuang untuk eksistensi serta kebebasan dirinya. Ia tidak hanya berjuang sebagai ibu, tetapi juga sebagai individu yang menuntut hak atas hidup dan kebahagiaannya sendiri.

Perjuangan Midah dalam novel Midah Si Manis Bergigi Emas adalah gambaran nyata tentang keteguhan seorang ibu dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Ia rela mengorbankan kenyamanan, menghadapi stigma, dan menanggung beban ganda demi anak dan kebebasannya. Kisah Midah adalah inspirasi tentang keberanian, kemandirian, dan cinta seorang ibu yang tak pernah padam, sekaligus kritik tajam terhadap ketidakadilan yang masih membelenggu perempuan di masyarakat.

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler